Model - Model Hubungan
Interpersonal
Model Pertukaran Sosial
dan Analisis Transaksional
1. Analisis
transaksional adalah suatu pendekatan psychotherapy
yang menekankan pada hubungan interaksional
2. Dalam buku Transactional Analysis in Psychotherapy,
Berne (1961) mendefinisikan analisis transaksional sebagai sistematika analisis
struktur transaksi, mencakup aspek-aspek kepribadian dan dinamika sosial yang
disusun berdasar pengalaman klinis serta merupakan bentuk terapi rasional yang
mudah dipahami, dan mampu menyesuaikan dengan latar budaya klien.
3. Analisis
transaksional adalah metode yang menyelidiki peristiwa dalam interaksi orang
per-orang, cara mereka memberikan umpan balik serta pola permainan status ego
masing-masing.
Analisis Transaksional
(AT) merupakan psikoterapi transaksional yang dapat digunakan dalam konseling
individual, tetapi lebih cocok digunakan dalam konseling kelompok. Analisis
Transaksional melibatkan suatu kontrak yang dibuat oleh klien, yang dengan
jelas menyatakan tujuan-tujuan dan arah proses konseling.
Analisis Transaksional
berfokus pada keputusan-keputusan awal yang dibuat oleh klien dan menekankan
kemampuan klien untuk membuat keputusan-keputusan baru. Analisis Transactional
menekankan aspek-aspek kognitif rasional-behavioral dan berorientasi kepada
peningkatan kesadaran sehingga klien akan mampu membuat keputusan-keputusan
baru dan mengubah cara hidupnya. Berne menemukan bahwa dengan menggunakan AT
kliennya membuat perubahan signifikan dalam kehidupan mereka.
Pembentukan Kesan dan
Ketertarikan Interpersonal dalam Memulai Hubungan
Hubungan interpersonal
yaitu ketika berkomunikasi dengan seseorang kita tidak hanya menyampaikan pesannya
saja melainkan menentukan hubungan interpersonalnya. Semakin baik hubungan
interpersonal maka semakin terbuka hubungan interpersonalnya dan semakin baik
hubungan antara seseorang
Model Peran, Konflik,
dan Adequacy Peran, serta
Autentisitas dalam Hubungan Peran
A. Model Peran
Menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap
orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh
masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu
bertindak sesuai dengan peranannya.
B. Konflik
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan
orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering
terjadi antara duaorang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan
lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting
dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa
peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi
proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
C. Adequacy Peran dan Autentisitas Dalam Hubungan Peran
Kecukupan
perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada
preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan apa yang
individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat
memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut
peran-peran tersebut.
Intimasi dan Hubungan
Pribadi
Menurut Steinberg
(1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional
antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan
untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat
sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama. Sullivan
(Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku
penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap
orang lain.
Intimasi juga adalah
salah satu atribut yang paling menonjol dalam suatu hubungan intim dari pada
hubungan pribadi yang lain. Keintiman (intimacy)
sangat berkaitan dengan derajat kecintaan, kepercayaan, kepuasan, tanggung
jawab dan pengertian pasangan dalam hubungan yang dekat (intim). Keintiman juga
memberikan sumbangan besar dalam memenuhi kebutuhan individu dan keintiman itu
pun memberikan efek positif pada kebaikan pasangan dalam suatu hubungan
pertemanan (Prager & Buhrmester dalam untuk mejalin hubungan pribadi
diperlukan adanya intimacy. Cinta
interpersonal membutuhkan tiga hal: Intimacy, Passion,
dan Commitment. Perasaan dekat
dan nyaman muncul dari kualitas kebersamaan yang bagus. Keberasamaan yang
menciptakan Intimacy dan kenyamanan ini adalah sebuah wujud awal dari
cinta yang sering disebut sebagai persahabatan atau pertemanan (Liking/Friendship). Proses pendekatan
itu proses dimana kebersamaan yang menciptakan Intimacy dan
kenyamanan yang merupakan wujud awal cinta.
Jika Intimacy, Passion, dan Commitment terpenuhi, maka
sebuah hubungan akan menjadi sempurna karena dliliputi oleh cinta yang
menyeluruh (Consummate Love). Namun,
keadaan yang penuh cinta yang menyeluruh ini bisa berlangsung selamanya dan
bisa juga tidak. Kenapa? Semua bergantung pada proses memelihara tiga hal
tersebut yang dipenuhi berbagai rasa, mulai dari sedih, gembira, puas, kecewa,
rindu bahkan bosan Ketika Intimacy yang hilang, maka yang terjadi
adalah cinta absurd (Fatuous Love).
Intimasi dan
Pertumbuhan Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai
bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan
kebutuhannya terhadap orang lain. Kemudian, Steinberg (1993)
berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional
antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain,
keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih
bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang
sama. Factor-factor yang menumbuhkan hubungan interpersonal uang baik
berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha
mengendalikan.factor kedua yang menumbuhkan sikap percaya pada diri orang lain
.Kejujuran, factor ketiga yang menumbuhkan sikap percaya.sikap yang mengurangi
sikap defensive dalam komunikasi.amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan
komunikasi interpersonal yang efektif. Teori-teori tentang efek komunikasi yang
oleh para pakar komunikasi tahun 1970-an dinamakan pulahypodermic needle
theory, teori ini mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat
perkasa dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa. Teori peluru yang
dikemukakan Wilbur Schramm pada tahun 1950-an ini kemudian dicabut pada tahun
1970-an dan meminta kepada para pendukungnya yang menganggap teori ini tidak
ada.
sc : Basuki Heru, A.M. (2005). Kreatifitas, Keberbakatan, Intelektual, Dan Fakto-Faktor Pendukung Dalam Pengembangannya. Jakarta:Salemba