Jumat, 15 November 2013

Inovasi Manusia



Saat anda mendengar kata jagung, apa yang terlintas dipikiran anda ? Bulir jagung yang enak dimakan karena terasa manis dan juga aneka makanan lezat tercipta dari sebuah jagung, seperti sup jagung, bakwan jagung, bubur jagung, hingga jagung bakar dan jagung rebus. Lantas bagaimana dengan bonggolnya ? sampah atau bisa jadi hanya limbah yang sudah tidak terpakai bahkan sudah tidak berguna lagi. Tapi ditangan orang-orang kreatif ini limbah pun bisa dijadikan berlian yang sangat indah, asal kita dapat melihat peluang tersebut. Begitu pula juga dengan seorang bernama Eddy Juandy asal Bogor ini. Dia sukses mengutak-atik bonggol jagung menjadi barang antik nan unik dan membuat karya seni bernilai tinggi dengan bermodalkan bahan baku limbah bonggol jagung tersebut. Bisnis ini pun relatif mudah dijalaninya, karena hanya membutuhkan modal sedikit dengan keuntungan bisa berkali–kali lipat. Bonggol jagung mungkin dianggap limbah yang sudah tidak berguna lagi bagi sebagian orang. Tetapi dengan kreativitas yang mumpuni dari perajin asal Kedung Halang Bogor ini, bonggol jagung itu bukan hanya bisa diubah menjadi sebuah kerajinan saja, tapi juga bisa mempunyai nilai jual yang sangat tinggi. Dari bonggol jagung tersebut kita bisa menikmati karya seni dalam berbagai bentuk. Seperti lampu hias, kap lampu, pembatas ruangan, anyaman tas, dan lain-lain. Itulah beberapa ide kreatif dalam membuat sesuatu yang bernilai jual tinggi. Ide kreasi bonggol jagung ini muncul dari celetukan iseng si pembuatnya, berawal dari ketidak sengajaan saat Eddy bersama rekan-rekannya usai bersantap jagung bakar, pada malam pergantian tahun baru 2008 lalu. “Saya sempat bertanya sama rekan-rekan saya, apa yang dapat dibuat dari sampah ini ?,” katanya mulai bercerita saat ditemui dirumahnya dikawasan Kedung Halang, Bogor. Namun ide ini sempat terlupakan begitu saja dan baru terealisasikan pada bulan April 2009. Menurut Eddy, setiap ide yang dimiliki harus segera diwujudkan. “Kalau kamu punya ide tetapi tidak pernah direalisasikan, persis seperti kamu membayangkan sebuah fatamorgana,” ceplosnya. Dia pun tidak kehabisan ide dalam mengembangkan usahanya tersebut. Mengandalkan program corporate social responsibility (tanggung jawab sosial), ia menggandeng perusahaan swasta dan BUMN untuk memberdayakan usaha hasil kreasi bonggol jagungnya. Hasilnya tidak main-main, Eddy mampu bekerja sama dengan mitranya didaerah-daerah yang bertugas memproduksi karyanya itu. Pria ramah ini cukup memikirkan desain-desain kreasi selanjutnya saja.

Keberhasilannya dalam mengolah bonggol jagung, tidak lantas membuatnya sombong. Ia pun mau berbagi keahliannya untuk beberapa anak jalanan dan mengajarkan kepada anak-anak SMP. Serta memberikan pelatihan kepada ibu-ibu yang berada di sekitar wilayah Bogor, Eddy memberikan pelatihan tersebut secara cuma-cuma alias tidak dipungut biaya sepeserpun. Bagi pria kelahiran 5 Juli 1959 ini, kesuksesan bukanlah tujuan utamanya. “Sukses maupun gagal merupakan dampak, bukan tujuan utama. Tujuan utama hidup kita bukan uang sebenarnya. Tapi bisa atau tidak kita dapat berguna untuk orang banyak, bukan hanya untuk diri kita sendiri,” terang Eddy bersemangat. Tidak berhenti sampai disitu saja, rasa penasarannya membuat ia terus melakukan berbagai inovasi serta eksperimen-eksperimen dari bonggol jagung yang belum bernilai tersebut, hingga setahun kemudian dapat dihasilkan beragam aksesoris-aksesoris perlengkapan interior rumah tangga dari limbah itu. Melihat potensi dan respon pasar yang tinggi terhadap kerajinan bonggol jagung miliknya, ia pun serius mengembangkan dan menciptakan beragam produk-produk dari bonggol jagung tersebut. Kerajinan bonggol jagung ini menggunakan bonggol jagung sampah yang didapat dari limbah dipasar tradisional. Pembuatan karya ini sangat rumit atau memerlukan waktu yang cukup panjang. Prosesnya dimulai dari pengumpulan bonggol, pensortiran, pengeringan, sampai proses finishing bisa memakan waktu hingga 3 bulan lamanya. Soal harga, hmmmm, menggiurkan sekali. “Satu lampu Rp 1,5 juta. Mau nggak? Nggak mau ya sudah. Ini (sambil menunjukan sebuah nampan) saya biasa jual minimal Rp 200 ribu, logikanya nggak masuk akal ‘kan ? tapi masih ada yang mau beli sama saya,” Eddy mengangkat nampan hasil kreasinya seraya tertawa renyah. Bukan hanya itu saja, yang membuat kerajinan ini memang benar-benar seperti sebuah karya seni yang menakjubkan, adalah uji kesabaran dan kreatifitas dari si perajinnya sendiri. Jadi wajar sekali jika kerajinan ini pantas dihargai sangat mahal. Meskipun memang masih banyak yang mencela hasil kreasinya tersebut.
       
                                      

Memang, pria berdarah Banten itu tidak takut kalau produknya tidak laku. “Saya nggak jual produk, saya menjual ide,” pria berdarah Banten ini menegaskan. Pasalnya, Eddy memposisikan dirinya sendiri sebagai sebuah pionir pengembang bonggol jagung. “Mau jual, pangsa pasar gampang. Di mana-mana yang namanya pionir orang akan nyari, bukan kita yang nyari. Sebagai pionir, mau nggak kita ciptakan karya secara original. Di mana-mana ori itu mahal harganya,” tegasnya. Dia pun menciptakan branch imagenya sendiri yang dinamainya  “Eddy Bonggol Jagung” untuk memasarkan kreasi bonggo miliknyal. Pemilik Dipar Natural Handycraft Ethnic ini membidik konsumen kelas menengah. Produk bonggol jagung tersebar merata di seantero Nusantara bahkan menembus hingga pangsa pasar luar negri seperti Amerika, Inggris, dan Perancis pun sudah dijamahnya. Industri kerajinan ini ternyata juga ikut membantu mengurangi limbah yang ada di pasar-pasar.


Menurut Eddy ada banyak manfaat mengolah limbah bonggol jagung diantaranya : Dapat mengurangi limbah yang tidak berguna, secara tidak langsung dapat mengurangi pemanasan global, mempunyai nilai tambah (value), membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat, dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar. Lalu ia menjelaskan alat & bahan yang biasa ia pakai untuk membuat kerajinan dari bonggol jagung tersebut : 1. Gergaji besi, 2. Bor mesin, 3. Gerenda, 4. Amplas, 5. Kuas, 6. Cetakan(untuk membuat sebuah pola). Dan bahan-bahan untuk membuat salah satu kerajinannya, misalkan kap lampu hias yaitu : 1. Bonggol jagung, 2. Kertas mika, 3. Lampu neon, 4. Kabel, 5. Pittingan, 6. Saklar On/Off, 7. Lem apotec, 8. Pernis/plitur. Pria yang memang sangat hobi dengan dunia kerajinan tangan tersebut, selalu menerapkan konsep desain alami sehingga penampilan kerajinan bonggol jagung miliknya mempertahankan warna aslinya, yaitu kuning kecokelatan. Proses dasar pembuatan kerajinan bonggol yang terdiri dari beberapa tahap ini, relatif sederhana. Bertempat di showroom miliknya yang beralamtkan diJalan Pembangunan 2 No.42 Kedung Halang, Bogor, Jawa Barat. Ayah empat anak ini menjelaskan,“Tahap pertama dari bahan mentah dijadikan bahan baku terlebih dahulu, bahan mentah tersebut dibersihkan istilah sekarangnya ditreatment lah, terus dijemur,” tukas Eddy. Bonggol jagung yang diperoleh dari pasar tradisional diolah secara alami dan kimiawi. “Alami itu yang jelas berdasarkan nontiksik alias tidak ada racun. Kita awetkan secara alami. Itulah yang saya lakukan selama dua tahun(mencari cara) mengolah secara alami.” Selanjutnya, bonggol jagung dijemur dibawah sinar matahari. Lama penjemuran memang cukup lama, minimal harus seminggu. Begitu selesai proses penjemuran, bonggol jagung dapat dibentuk berbagai macam menurut selera. Bisa dipotong kecil-kecil atau dibiarkan saja panjang sesuai rancangan atau desain yang sudah disiapkan sebelumnya. Kemudian potongan-potongan bonggol tersebut direkatkan dengan lem perekat epotec. ”Kebetulan yang cocok ini, soalnya tidak mengubah warna, daya rekatnya juga alhamdulillah kuat,” timpalnya. Tahap akhir dari kreasi bonggol jagung ini dipulas dengan pelapis water base (menggunakan campuran air). ”Kalau kita bicara alami, finishing touch-nya itu harus pakai nontoksik juga,” papar nya. Tahap akhir, kreasi bonggol jagung dipulas dengan pelapis water base (menggunakan campuran air). “Kalau kita bicara alami, finishing touch-nya itu harus pakai nontoksik juga,” papar Eddy. Hal ini yang membuat Ayah dari empat orang anak ini semakin yakin bila produk hasil kerajinan bonggol jagung miliknya yang diproduksi secara manual dapat diterima pasar dengan lebih baik lagi. Semoga kreativitas dan inovasi dari seorang yang awalnya hanya iseng saja seperti yang dilakukan oleh Eddy dalam menciptakan produk-produknya dapat menjadi inspirasi buat kita semua yang ingin memulai berwirausaha secara mandiri. Selamat berkarya dan jangan pernah lelah untuk mencoba hal apapun yang dianggap mempunyai peluang untuk menjadi bernilai dan akhir kata “SALAM SUKSES”.
Sumber : http://www.ciputraentrepreneurship.com/bisnis-mikro/bisnis-kerajinan-bonggol-jagung-janjikan-keuntungan-berlipat

Rabu, 04 September 2013

PPSPPT TINGKAT UNIVERSITAS

Hallo semua...

    W pengen cerita nih pengalaman w waktu mengikuti PPSPPT Tingkat Universitas alias Pengenalan Program Studi Dan Program Pendidikan Tinggi Tanggal 20 Agustus 2013 lalu. PPSPPT merupakan semacam ospek versi Gundar, nah PPSPPT terbagi dua, pertama PPSPPT Tingkat Universitas dan PPSPPT Tingkat Fakultas. Kali ini saya hanya ingin berbagi pengalaman saat saya mengikuti PPSPPT Tingkat Universitas, karena PPSPPT ini yang pertama kali diikuti oleh MABA(Mahasiswa Baru) Gundar, sebelum mengikuti kegiatan yang lainnya. Sebelum saya cerita tentang pengalaman saya ikut PPSPPT, saya ingin bercerita sedikit tentang bagaimana saya masuk Gundar, saya masuk Gundar lewat jalur Beasiswa yang saya ikuti di Sekolah lama saya(Smk Taruna Bhakti) atau yang lebih dikenal dengan sebutan TB, tesnya pun diadakan disekolah saya, Gundar bekerja sama sama dengan sekolah saya untuk mengadakan program beasiswa untuk siswa/i TB yang ingin masuk Gundar dengan biaya yang lebih murah dibandingkan jika kita masuk Gundar lewat jalur reguler, alhamdullilah saya keterima dijalur beasiswa, pemberitahuan dikasih tahu lewat pesan yang dikirimkan dari pihak Gundar ke nomer hp saya,  maka dari itu tanpa pikir panjang saya langsung mendaftar keGedung D dimargonda, untuk mendaftarkan diri, singkat cerita saya memilih jurusan Psikologi, karena saya ingin mempelajari tingkah laku manusia yang sangat beragam lebih dalam lagi, setelah pengurusan administrasi saya dikasih lembaran yang isinya untuk saya mengikuti PPSPPT Tingkat Universitas tertanggal 20 Agustus 2013. 
     Saya bersyukur saya dapat ditanggal sesudah puasa selesai, karena tidak dapat dibayangkan jika saya harus ikut PPSPPT saat bulan puasa, karena lumayan lama saya duduk untuk mengikuti kegiatan tsb kurang lebih 5jam. Nah sekarang saatnya saya bercerita tentang pengalaman saya mengikuti PPSPPT Pertama, jam menunjukan pukul setengah 5 kurang, saya sengaja bangun lebih awal karena saya tidak mau terlambat, saya mandi terlebih dahulu baru mengambil wudhu untuk solat subuh. Setelah selesai solat saya lalu mengenakan kemeja putih polos lengan panjang, dan celana hitam panjang, rasanya seperti seorang sales :p. Jam sudah menunjukan pukul 6 pagi, saya bergegas untuk berangkat, saya berangkat menggunakan kendaraan umum alias angkot, tapi cuman sampai depan daerah rumah saya, karena saya memutuskan melanjutkan menggunakan ojek agar lebih cepat, kebetulan jarak rumah saya dengan kampus D tidak terlalu jauh.
      Jam menunjukan setengah tujuh, dan sayapun sudah sampai dikampus D, sebelum masuk kekampus saya beli air minum dulu, karena lupa bawa dari rumah, setelah sampai, saya berjalan kearah masjid, untuk menunggu, disana saya berkenalan dengan sesama maba juga, namanya Maulana yang berasal dari Tangsel, saya lupa dia mengambil jurusan apa, setelah bercengkrama kami memutuskan untuk kegedung 3, karena takut terlambat, sebelum masuk kami menunggu digajebo disekitar gedung 3, sesampainya disana saya bertemu dengan teman saya diSmk, namanya Aldi, dia mengambil jurusan Sistem Komputer. Setelah lama menuggu kami akhirnya masuk kegedung 3 lantai 4, sebelum masuk kami diabsen menurut jurusan masing2. Dan pada saat itulah kami duduk berpisah :(, saya duduk dipaling depan, sejajar pas dengan proyektor. Lumayan lama sekali acaranya dimulai, sekitar jam 8 baru dimulai, acara dibuka dengan perkenalan singkat sejarah Universitas Gunadarma, berlanjut dengan presentasi UKM Paduan Suara, saya kagum sekali saat mereka bernyanyi, ada kurang lebih 3 lagu mereka nyanyikan, lagu dari Filipina, dan satu lagi saya lupa nama negaranya yang jelas dari Afrika, overall acaranya gak boring2 bgt, lumayan menghibur juga, tapi sayang acaranya ngaret dari yang dijadwalkan.
        Acara dilanjutkan dengan informasi untuk besok(Sosialisasi TIK) dilain waktu saya share juga ketika saya ikut Sosialisasi TIK, waktu menunjukan pukul 12 siang, acara pun berakhir Its Time to Pulang :)

Arti Logo Universitas Gunadarma


- Tangkai Obor Berdiri Tegak
Melambangkan keteguhan hati untuk menyumbangkan dharma bakti kepada Nusa dan Bangsa



- Cawan Obor yang Melebar dan Cekung
Melambangkan dari Ilmu pengetahuan yang Luas dan Dalam



- Kobaran Api yang Kuning Keemasan
Menunjukan semang juang yang tak pernah Padam dalam menuntut ilmu dan Menyumbangkan kepada masyarakat



- Bentuk Lingakaran yang Berwarna Ungu
Menunjukan suatu bentuk geometri yang memberi ciri pada ilmu pengetahuan yang Ditekuni dan Dikembangkan



- Bingkai Segi Lima
Melambangkan bahwa Universitas Gunadarma Berasaskan Pancasila

Sejarah Universitas Gunadarma

Selain budi atau akhlak, manusia masih memerlukan sejumlah hajat untuk dapat hidup layak di dunia ini.Manusia memerlukan makanan dan minuman, kesehatan dan kebersihan, pakaian dan keindahan, hunian dan pemukiman, transportasi dan komunikasi, serta budi bahasa dan pendidikan. Dari waktu ke waktu, hajat hidup ini memerlukan standar baru sesuai dengan perkembangan zaman. Acuan dari standar ini selalu berpatokan kepada martabat menusia, sehingga dalam batas kemungkinan, manusia terus berusaha untuk mempertinggi martabat kemanusiaan di bumi ini.

Tanpa mengurangi perhatian kita kepada kepentingan berbagai hajat lainnya di dalam hidup ini, disini kita mencoba melihat satu saja di berbagai hajat hidup itu. Kita melihat hajat hidup yang berbentuk pendidikan.Kita menelaah bagaimana pendidikan ini berkaitan dengan perkembangan kehidupan di dalam masyarakat.Dan kita mencatat pula sebagai hal yang mempengaruhi pendidikan beserta standar didalam pendidikan itu.


Standar baru di dalam pendidikan selalu menuntut adanya perubahan di dalam pendidikan. Perubahan itu dapat saja muncul dalam berbagai wujud. Adakalanya, perubahan itu muncul dalam bentuk perubahan sistem. Ada kalanya pula, perubahan itu tiba dalam bentuk bahan pelajaran baru. Perpaduan diantara berbagai perubahan di dalam pendidikan membawa pendidikan kita ke dalam kegiatan yang selalu dinamik. Dan bersama dinamika itu, pendidikan kita berusaha untuk berkembang bersama dengan semua hajat yang ada di dalam hidup manusia.


Dalam batas tertentu, standar baru pada pendidikan berkaitan pula dengan keadaan hidup di dalam masyarakat. Pada waktunya, pendidikan menyesuaikan diri kepada keadaan masyarakatnya. Dan saatnya pula, pendidikan menjadi perintis bagi perubahan didalam masyarakat. Kaitan diantara pendidikan dan masyarakat ini bersumber pada hakekat hidup. Dan hakekat hidup itu selalu menuntut agar kaitan demikian dapat membuat seluruh hajat hidup manusia menjadi satu sistem yang utuh.


Bagi kelompok manusia, kata abstrak yang memadukan pendidikan dan masyarakat ini perlu dieja ke dalam bentuk yang kasatmata. Dalam pengejaan seperti inilah, mereka menyaksikan berbagai perkembangan masyarakat dalam wujudnya yang nyata. Dan bersamaan dengan itu, mereka melihat juga pendidikan di dalam bentuknya yang sejati.


Kelompok manusia yang kebetulan berfungsi sebagai pendidik itu, melihat betapa pesatnya suatu era baru menyingsing di dalam masyarakat kita. melalui luapan alat yang berwujud komputer, komunikasi di dalam masyarakat mengenai dimensi baru. Masyarakat kita memerlukan data dan informasi melalui standar baru. Data mulai diolah dengan kecermatan dan kecepatan yang tinggi. Informasi yang biasanya terletak di luar jangkauan olah mulai masuk ke dalam jangkauan olah. Dan bersama itu, masyarakat mulai menyadari kenyataan bahwa era baru telah muncul di dalam hidup mereka.


Dalam rangka inilah, kelompok manusia pendidik itu mulai melihat suatu kenyataan baru. Melalui kaitan diantara masyarakat dan pendidikan, standar baru didalam masyarakat perlu diimbangi pula oleh standar baru pendidikan. Kalau masyarakat telah memasuki era baru dengan menerima kehadiran komputer, maka pada tempatnyalah kalau pendidikan mulai pula merintis pengetahuan tentang komputer itu. Dan bersama itu, pendidikan komputer merupakan salah satu standar baru di dalam dinamika pendidikan zaman sekarang.


Segera pula kelompok manusia pendidik itu mengambil tindakan kasat mata. Pada hari Jumat tanggal 7 Agustus 1981, mereka membuka pendidikan komputer dengan nama Program Pendidikan Ilmu Komputer (PPIK) yang menampung 91 orang mahasiswa. Dan pada hari Senin, tanggal 10 Agustus 1981, kuliah pertamapun dimulai. Kuliah inipun berkembang sehingga menuntut suatu wadah yang lebih mantap. Melalui asuhan Yayasan Pengembangan Sistem Analisis dan Operation Research Matematika (SAOR Matematika), wadah pendidikan itu berubah menjadi Akademi Sains dan Komputer Indonesia (ASKI). Sejak itu meluncurlah suatu kegiatan untuk membangkitkan standar baru di dalam pendidikan. Kegiatan itu berbentuk pendidikan ilmu komputer dan matematika.


Pendidikan komputer dan matematika inipun kemudian dimantapkan lagi ke dalam wadah yang lebih tinggi yakni wadah yang berbentuk akademik ke wadah yang berbentuk sekolah tinggi. Pada hari Kamis, tanggal 21 Juni 1984, nama Gunadarma dipilih untuk menjadikan nama dari sekolah tinggi itu. Pada hari Senin, tanggal 9 Juli 1984, Yayasan Pengembangan Sistem Analis dan Operation Research Matematika diganti menjadi Yayasan Pendidikan Gunadarma. Sehari kemudian, pada hari Selasa, Tanggal 10 Juli 1984, melalui Surat Keputusan Yayasan Pendidikan Gunadarma, secara resmi nama Gunadarma dikukuhkan ke dalam sekolah tinggi itu menjadi Sekolah Tinggi Komputer Gunadarma (STKG). Bersama itu, sejak dari tanggal 7 Agustus 1981 melewati tonggak tanggal 21 Juni 1984, tanggal 9 Juli 1994, serta tanggal 10 Juli 1994, satu kurun sejarah telah mengantar pendidikan komputer pada Sekolah Tinggi Komputer Gunadarma ke kurun sejarah berikutnya.


Pemantapan ini kemudian dikukuhkan lagi melalui keputusan yang dirintis oleh Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah III. Pada hari Selasa, tanggal 14 Agustus 1984, Kopertis III memberikan izin operasional kepada STKG. Untuk membangkitkan semangat belajar yang lebih tinggi di kalangan mahasiswa, pada hari Jumat, tanggal 28 September 1984, diselenggarakanlah oleh Gunadarma upacara wisuda pertama setara sarjana muda, untuk diulangi lagi pada hari Selasa, tanggal 24 September 1985, danpada hari Jumat, tanggal 26 September 1986. Sampai disini, kita mulai melihat STKG ini berkembang diberbagai dimensi serta bersama itu, kita melihat perkembangan itu dari dimensi ke dimensi.


Dimensi pertama adalah dimensi program pendidikan. Pada dimensi ini, STKG mulai memproleh kemajuan yang cukup pesat. Pada hari Sabtu, tanggal 5 Oktober 1985, melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0424/0/1985, sekolah tinggi ini dinyatakan berstatus Terdaftar dengan nama baru Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Gunadarma (STMIK Gunadarma). Bersamaan dengan itu, STKG berubah menjadi STMIK Gunadarma secara lebih rinci lagi, di dalam status Terdaftarnya itu, Gunadarma dapat mengasuh dua Jenjang Pendidikan yakni Jenjang Pendidikan Tinggi Strata Satu (S1) serta Jenjang Pendidikan Tinggi Strata Nol (S0) dalam bentuk Diploma Tiga (D3).


Bersama status itu, Sekolah Tinggi ini mengasuh dua Jurusan yakni Jurusan Manajemen Informatika (MI) dan Jurusan Teknik Komputer (TK). Setiap Jurusan memiliki satu Program Studi yang memiliki nama yang sama dengan Jurusannya itu. Demikianlah pada Manajemen Informatika untuk Jenjang S1 dan D3 serta pada Jurusan Teknik Komputer terdapat Program Studi Teknik Komputer untuk Jenjang S1 dan D3. Dan sebagai pemantapan lebih lanjut, pada hari Selasa, tanggal 29 Juli 1986, STMIK Gunadarma memperoleh Statuta baru dari Yayasan Pendidikan Gunadarma.


Pada hari Selasa, tanggal 13 Januari 1987, untuk pertama kali, STMIK Gunadarma menyelenggarakan Sidang Sarjana yang diikuti oleh tiga mahasiswa. Sidang Ujian untuk tiga mahasiswa berikutnya, diselenggarakan pada hari Jumat, tanggal 16 Januari 1987 dan Sidang Ujian ketiga yang diikuti oleh empat mahasiswa diselenggarakan pada hari Rabu, tanggal 21 Januari 1987. Kalau pada tahun 1984, 1985 dan 1986, Perguruan Tinggi ini hanya dapat menyelenggarakan Wisuda setara Sarjana Muda, maka pada tahun 1987 ini, STMIK Gunadarma telah mampu menyelenggarakan wisuda sesungguhnya. Demikianlah pada hari Sabtu, tanggal 24 Januari 1987, STMIK Gunadarma menyelenggarakan Wisuda Sarjana yang pertama.


Untuk mengukukan Ujian Sarjana itu, maka mulai hari Selasa tanggal 16 Juni 1987, untuk pertama kalinya, STMIK Gunadarma menyelenggarakan Ujian Negara Cicilan (UNC). UNC pertama ini berlangsung dalam Status Terdaftar. Sejak itu, terjadilah maraton diantara sidang Ujian Sarjana, Ujian Negara Cicilan, dan Wisuda. Gabungan dari semua unsur itu menghasilkan Sarjana Manajemen Informatika dan Sarjana Teknik Komputer, lulusan STMIK Gunadarma yang terus bercurahan ke dalam masyarakat.


Sidang Ujian Sarjana ke-4, ke-5 dan ke-6, berlangsung pada hari Selasa tanggal 29 September 1987, pada hari Selasa, tanggal 6 Oktober 1987, pada hari Jumat, tanggal 9 Oktober 1987. Dan Sidang Ujian Sarjana inipun terus berlangsung hinggga pada bulan September 1994, STMIK Gunadarma telah melampui sidangnya yang ke-150. Ujian Negara Cicilan ke-2, ke-3, ke-4, berlangsung mulai hari Senin tanggal 1 November 1987, mulai hari Senin tanggal 20 Juni 1988, mulai hari Senin tanggal 12 Desember 1988. Dan Ujian Negara Cicilan inipun terus berlangsung pada setiap semester sampai sekarang ini. Wisuda sarjana ke-2, ke-3, ke-4, berlangsung pada hari Selasa tanggal 16 Februari 1988, pada hari Sabtu tanggal 21 Januari 1989, pada hari Sabtu tanggal 17 Februari 1990. Dan demikianlah, wisuda terus berlangsung, dari setahun sekali menjadi setahun dua kali.


Kemajuan di dimensi program ini tidak hanya sampai disitu. Pada hari Senin tanggal 4 Januari 1988, melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaaan No.006/O/1988, Status Terdaftar STMIK Gunadarma Program Studi Manajemen Informatika dan Program Studi Teknik Komputer dinaikkan menjadi Status Diakui. Dan sekali lagi pada hari Sabtu tanggal 12 Agustus 1989 melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0490/O/1989, Status kedua Program Studi itu dinaikkan lagi menjadi Status Disamakan.


Pengembangan Program Pendidikan terus berlanjut sehingga pada hari Selasa tanggal 4 Juli 1989, STMIK Gunadarma membuka lagi Jurusan baru yakni Jurusan Teknik Informatika (TI) dengan program studi Teknik Informatika. Pada hari Kamis, tanggal 7 September 1989, Jurusan dan Program Studi baru ini memperoleh Status Terdaftar. Selanjutnya, Status Diakui dicapai Program Studi Teknik Informatika pada hari Rabu, tanggal 19 Juni 1991, serta Status Disamakan diperoleh pada hari Kamis, tanggal 20 Februari 1992. Dan bersamaan dengan itu, semua Program Studi di STMIK Gunadarma telah mencapai Status Disamakan.


Pengembangan Program Pendidikan terus berlangsung. Selain Program Pendidikan Jenjang D3 dan Jenjang S1, Perguruan Tinggi ini juga melangkah maju ke Program Pendidikan Tinggi Strata Dua (S2) yang dikenal Program Pendidikan Magister. Pada hari Senin, tanggal 10 Mei 1993, STMIK Gunadarma dilengkapi lagi dengan Program Pasca Sarjana Strata Dua bidang Manajemen Sistem Informasi.


Disamping Bidang Manajemen Informatika, Teknik Komputer, dan Teknik Informatika Gunadarma juga melangkah ke Bidang lain. Pada hari Sabtu tanggal, 13 Januari 1990 Gunadarma mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Gunadarma atau dikenal dengan STIE Gunadarma. Di dalam STIE Gunadarma terdapat dua Jurusan, yakni Jurusan Manajemen dan Jurusan Akuntansi. Kalau Jurusan Akuntansi hanya mengasuh satu program studi, yakni Program Studi Akuntansi, maka Jurusan Manajemen mengasuh lima Program Studi, yakni Program Studi Manajemen Keuangan dan Perbankan, Manajemen Pemasaran, Manajemen Produksi, Manajemen Trasportasi dan Manajemen Koperasi. STIE Gunadarma memperoleh Status Terdaftar pada hari Kamis tanggal 16 Juni 1990 serta mulai berkuliah pada hari Senin tanggal 17 September 1990.


Sejalan dengan STMIK Gunadarma status STIE Gunadarma juga mengalami kemajuan yang pesat. Dari Status Terdaftar memperoleh Status Diakui dan kemudian Status Disamakan. Sampai pada bulan September 1994, STIE telah menjalankan tiga kali Wisuda. Selanjutnya, bersamaan waktu dengan pembukaan Program Pendidikan Tinggi Strata Dua Bidang Manajemen Sistem Informasi pada STMIK, STIE juga membuka Program Pendidikan Tinggi Strata Dua di Bidang Manajemen Asuransi.


Dimensi ke dua adalah dimensi prasarana dan sarana. Di bidang prasarana dan sarana ini, lokasi pendidikan juga mengalami kemajuan. Kalau pada saat awal, lokasi pendidikan hanya terdapat di Kampus Jalan Kenari, maka pada waktu kemudian lokasi itu bertambah dengan Kampus Kramat Sentiong dan Kampus Salemba. Dari tahun ke tahun ketiga Kampus itu menampung jumlah mahasiswa yang terus bertambah. Sekali pun ruang di Kampus Kenari terus diperluas namun pada akhirnya perluasan Kampus inipun tidak dapat menampung pertambahan mahasiswa yang demikian besarnya.


Demikianlah pada hari Sabtu, tanggal 9 Maret 1985 Gunadarma mengadakan upacara peletakan batu pertama di Kampus Pondok Cina Depok, dan pada hari Senin tanggal 5 Januari 1987 dengan suatu upacara gedung pertama di Kampus Pondok Cina diresmikan penggunaannya. Sejak itu gedung di Kampus Pondok Cina ini bertambah. Mula-mula, batu pertama untuk gedung kedua diletakkan pada hari Sabtu tanggal 26 September 1987, dan gedung kedua inipun mulai dipakai pada hari Jumat tanggal 13 Januari 1989. Setelah itu gedung ketigapun dibangun dan dipakai. Ruang di dalam ketiga gedung ini masih belum mencukupi sehingga masih dilengkapi lagi dengan sejumlah gedung sementara disekitarnya.


Selain Pondok Cina, prasarana kampus dipersiapkan juga di Beji. Namun karena akses ke daerah kampus belum memadai, maka Kampus Beji belum juga diwujudkan. Sebaliknya kampus ditengah kota Jakarta terus bertambah. Setelah mengembalikan Kampus Salemba yang masa sewanya telah usai, maka pada hari Kamis, tanggal 8 Februari 1989 Gunadarma menambah kampus baru di Jalan Raya Salemba No.53.Kampus inipun dikenal sebagai Kampus Salemba. Dan mulai digunakan pada bulan Mei 1990. Ini berarti disamping Kampus Beji yang belum terwujud, Gunadarma telah memiliki beberapa kampus yaitu Kampus Kenari, Kampus Kramat Sentiong, Kampus Pondok Cina dan Kampus Salemba.


Tekanan jumlah mahasiswa menyebabkan Gunadarma mencari lagi kampus baru. Pada bulan Januari 1991, Gunadarma memperoleh tanah di Kelapa Dua yang terletak di Jalan Akses UI di dekat Pondok Cina. Pada hari Kamis, tanggal 28 Maret 1991, batu pertama gedung pertama di Kampus Kelapa Dua diletakkan dan pada hari Selasa tanggal 17 September 1991, gedung pertama Kampus Kelapa Dua ini mulai digunakan. Sejak itu Kampus Kelapa Dua terus berkembang dan pada bulan Septembar 1994, Kampus Kelapa Dua telah memiliki lima gedung kuliah.


Gunadarma bercita-cita untuk membangun gedung delapan lantai di Kampus Kenari. Sementara kampus seperti ini belum terwujud, perkuliahan di kampus Kenari dialihkan ke kampus sementara di Pegangsaan. Demikianlah, perkuliahan di Gunadarma berlangsung di lima kampus yang terpencar dari tengah Jakarta sampai ke Depok. Semua kampus ini dikoordinasikan dari satu pusat yang terletak di kampus Pondok Cina.


Prasarana dan sarana lain adalah Laboratorium. Disamping Perpustakaan dan Laboratorium Komputer yang telah terbentuk sejak jaman PPIK, maka pada hari Kamis, tanggal 16 Dessember 1986 Gunadarmameresmikan Laboratorium Elektronika Dasar. Pada hari Senin, tanggal 23 Maret 1987, Gunadarma meresmikan Laboratorium Fisika. Laboratorium inilah yang telah digunakan oleh Gunadarma untuk menyelenggarakan promosi Open House pada hari Selasa, tanggal 28 Maret 1989.


Sekalipun tidak terwujud alat dan gedung, sarana yang cukup penting di Gunadarma adalah majalah ilmiahMatematika dan Komputer yang mulai terbit sejak bulan Januari 1985 dengan penerbitan lima kali setahun, majalah ini memperoleh Surat Tanda Terdaftar di Departemen Penerangan pada hari Sabtu, tanggal 17 Januari 1987. Tulisan di dalam Majalah Ilmiah ini telah membantu Gunadarma dengan perluasan informasi tentang pendidikan di dalam Gunadarma.


Sarana lain yang cukup berhasil di Gunadarma selama ini adalah penerbitan buku dan diktat. Telah banyak judul buku dan diktat yang dicetak oleh Gunadarma untuk keperluan kuliah para mahasiswa. Selain dalam bentuk konvensional berupa buku, beberapa bahan kuliahpun telah diwujudkan dalam bentuk audio dan visual di dalam pita video yang setiap saat dapat ditampilkan di layar monitor.


Dimensi ketiga adalah kegiatan di luar kurikulum. Selain kegiatan Lomba Kecerdasan, baik Tingkat Nasional maupun Tingkat Internasional tampaknya kegiatan Gunadarma yang paling menonjol adalah di Bidang Catur.


Wadah kegiatan catur adalah Pecinta Catur Gunadarma atau PC Gunadarma yang diresmikan pada hari Sabtu, tanggal 25 Februari 1989. PC Gunadarma telah berhasil menyelenggarakan Lomba Catur taraf Internasional yang melibatkan Grand Master Catur Internasional untuk perebutan gelar dunia di bidang catur.


Setelah meninjau perkembangan pada beberapa dimensi ini, kita kembali kepemikiran dasar Gunadarma. Gunadarma memiliki dua muka yang mendorong maju hajat hidupnya di dalam masyarakat masa kini. Pada satu muka, Gunadarma adalah nama arsitek tenar yang membangun Candi Borobudur, yakni suatu monumen besar sepanjang sejarah kita. Pada muka lainnya, Gunadarma mencerminkan buktinya dan sumbangsihnya kepada masyarakat dalam wujud Guna dan Darma. Sebagai salah satu perintis standar baru di dalam pendidikan, Gunadarma berusaha pula untuk mengisi kemampuan masyarakat di dalam standar baru kehidupan bermasyarakat masa kini melalui penyelenggaraan pendidikan. Dan di dalam hal ini, Gunadarma telah memulainya dari pendidikan di bidang komputer.


Di dalam pelaksanaan pendidikannya itu, unsur guna dan unsur darma senantiasa menjadi pegangan untuk dijadikan sumbangsih Gunadarma kepada masyarakat dan ilmu. Gagasan ini turut merumuskan susunan kurikulum di dalam pendidikan. Unsur profesi dan unsur ilmu di dalam kurikulum senantiasa menjadi perhatian para pengasuhnya. Ketrampilan profesi dan kemampuan ilmu mewarnai pendidikan dari awal sampai akhir.


Dalam rangka inilah laboratorium, pustaka, dan jurnal memperoleh perhatian Gunadarma. Di dalam ribaannya, terdapat Laboratorium Gunadarma (LG) yang mewakili berbagai laboratorium dan bengkel yang di dalam Gunadarma serta Pustaka Gunadarma (PG) yang mewakili perpustakaan, penerbitan buku, dan penerbitan jurnal berupa Matematika dan Komputer yang kelak dapat disusul dengan penerbitan jurnal lainnya.


Dari waktu ke waktu LG terus ditingkatkan agar praktek pada mahasiswa dapat diperlancar. Bahkan, pengasuh Gunadarma bercita-cita lebih dari itu. Mereka berkehendak agar penggunaan laboratorium tidak sekedar terbatas kepada praktek di dalam pelajaran. Mereka menginginkan agar LG terbuka juga bagi penelitian dan bagi percobaan yang bersifat inovatif, baik berupa penciptaan maupun berupa penemuan baru.Siapa saja yang memiliki gagasan baru yang akan dicoba, dapat saja menggunakan LG untuk maksudnya itu.


Niat untuk maju itu senantiasa diusahakan untuk ditunjang oleh pustaka yang sebaik mungkin. Selama beberapa tahun ini, PG selalu memperoleh perhatian yang besar dari pengasuh Gunadarma. Pustaka cetak dan pustaka rekam terus menerus diperluas untuk menunjang kegiatan belajar ke berbagai cabang ilmu yang diasuh oleh Sekolah Tinggi ini. Disamping LG, PG juga menempati kedudukan sentral di lingkungan Gunadarma.


Di dalam dua wadah yang berupa LG dan PG, tiga serangkai laboratorium, pustaka, dan jurnal ilmiah di Gunadarma ini merupakan satu kesatuan utuh untuk mewujudkan sumbangsih Gunadarma di dalam bentuk Guna dan Darma. Sejalan dengan usia Gunadarma yang masih muda, mereka juga masih bergerak dalam taraf awal dari kegiatan mereka. Namun, melalui perhatian yang besar dari para pengasuh Gunadarma, mereka diharapkan dapat berkembang secara wajar untuk mewujudkan cita-cita Gunadarma dari STMIK Gunadarma ke STIE Gunadarma, ke Program Pasca Sarjana Gunadarma, pendidikan ini akan terus berkembang menuju dan sampai ke wujud Universitas Gunadarma.


Di dalam rangka inilah, tiga serangkai itu mencoba untuk menyusun sejumlah kegiatan yang dapat mencerminkan cita-cita Gunadarma. Didalam kegiatan itu terdapat penelitian, kelompok studi, dan penataran.Guna bagi masyarakat dan darma bagi ilmu tercermin pula didalam kegiatan itu. Penelitian dan kelompok studi di kalangan pengasuh Gunadarma berusaha untuk berdarma bagi ilmu, sementara penataran berusaha untuk berguna bagi masyarakat.


Ada satu hal penting yang selalu menghantui pengasuh Gunadarma didalam usaha mereka untuk memberi arah kepada Gunadarma. Hal penting itu adalah mutu. Segala usaha dilakukan, tidak saja demi peningkatan mutu pendidikan, melainkan juga demi peningkatan mutu ilmu di lingkungan Gunadarma. Dan usaha itu pula yang seharusnya tampak di dalam kegiatan Gunadarma selama ini.


Didalam pembangunannya, Gunadarma selalu bersikap selektif. Prioritas pembangunan selalu mengarah kepeningkatan mutu. Setapak demi setapak, Gunadarma berusaha mengutamakan pengadaan ruang belajar, ruang laboratorium, ruang pustaka, dan sarana publikasi.


Mereka itulah unsur pokok dalam pembinaan mutu, baik mutu para dosennya maupun mutu para mahasiswanya. Betapapun juga, mahasiswa yang diajar oleh dosen yang tenar akan selalu memperoleh keuntungan dari ketenaran dosennya itu.


Namun prasarana untuk peningkatan ini masih perlu ditunjang lagi oleh sarana lain. Ruang belajar belum sama dengan belajar, pustaka belum sama dengan membaca, laboratorium belum sama dengan berpraktek, serta majalah belum sama dengan menulis. Sarana pokok yang perlu mendampingi prasarana itu adalah suasana lingkungan belajar yang baik berupa budaya Gunadarma. Hanya suasana lingkungan belajar yang baik atau budaya Gunadarma yang dapat membuat ruang belajar itu tempat belajar, pustaka itu tempat membaca, laboratorium itu tempat berpraktek, serta majalah atau jurnal itu tempat menulis.


Hal inilah yang menyebabkan pengasuh Gunadarma berusaha untuk membina budaya Gunadarma atau suasana yang baik di lingkungan belajar di Gunadarma. Budaya Gunadarma atau suasana yang baik di lingkungan belajar menyangkut manusia. Dan manusia itulah yang menentukan bagaimana bentuk suasana di lingkungan belajar mereka. Itulah sebabnya maka selama ini, Gunadarma selalu berusaha menghimpun tenaga pengasuh yang memiliki kegemaran untuk belajar. Kepada kelompok gemar belajar inilah Gunadarma menyerahkan tanggung jawab untuk menularkan kegemaran itu keseluruh lingkungan Gunadarma untuk dimantapkan menjadi bagian dari budaya Gunadarma.


Demikianlah disamping ruang belajar, pustaka, laboratorium, dan majalah, kelompok gemar belajar merupakan aset Gunadarma yang selalu diutamakan di dalam pembangunan Gunadarma. Kelompok gemar belajar ditargetkan untuk menjadi inti penggerak pendidikan di lingkungan Gunadarma. Dan kegemaran belajar ini pula yang akan ditanamkan di kalangan mahasiswa yang telah memilih Gunadarma sebagai almamater mereka.


Berguna bagi masyarakat dan berdarma bagi ilmu memiliki implikasi yang luas. Pada masa yang akan datang, Gunadarma bercita-cita untuk menelaah bidang ilmu lainnya yang pada saat ini, secara nyata telah menampakan keefektifan dari segi profesinya dan segi ilmunya di dalam masyarakat. Gunadarma akan menjamah bidang ilmu lain di luar Komputer dan Ekonomi untuk menyumbangkan guna dan darmanya kepada masyarakat.


Manakala kekuatannya sudah cukup memadai, maka Gunadarma akan menjamah pula bidang ilmu demikian untuk mengikuti dan mengejawantahkan standar baru di dalam masyarakat dan standar baru di dalam pendidikan. Pada waktunya, Gunadarma bercita-cita untuk meningkatkan dirinya dari wadah Sekolah Tinggi ke wadah yang lebih tinggi lagi, yakni ke tingkat Universitas. Namun peningkatan demikian ini tidak dilakukan tanpa mutu yang memadai. Disamping perhatian kepada keluasan kegiatan di bidang pendidikan, Gunadarma tetap menempatkan mutu atau kualitas pada tempat yang pertama.


Gunadarma adalah suatu keseluruhan yang bernama Gunadarma. Gunadarma bukan hanya sekedar STMIK Gunadarma, demikian juga Gunadarma bukan hanya sekedar STIE Gunadarma. Gunadarma juga bukan sekedar Program Pasca Sarjana Gunadarma. Gunadarma adalah keseluruhan yang bernama Gunadarma, dari STMIK, STIE, ke berbagai wadah perkembangan lainnya sampai ke Universitas Gunadarma. Di dalam Gunadarma terdapat LG dan PG, di dalam Gunadarma terdapat Laboratorium, Pustaka, dan Jurnal Ilmiah, di dalam Gunadarma terdapat Penelitian, Kelompok Studi, dan Penataran, di dalam Gunadarma terdapat budaya Gunadarma dalam wujud lingkungan belajar yang mewadai, di dalam Gunadarma terdapat guna bagi masyarakat dan darma bagi ilmu, dan di dalam Gunadarma terdapat sumbangsih guna dan darma yang diberikan oleh Gunadarma kepada masyarakat.


Ternyata cita-cita ini tidak berhenti sebagai cita-cita saja. Setelah 15 tahun lamanya lembaga pendidikan ini berdiri sambil merayap dari Program Pendidikan Ilmu Komputer (PPIK) yang bersahaja ke Akademi Sains dan Komputer Indonesia (ASKI) yang lebih sederhana ke STMIK dan STIE Gunadarma yang lebih mantap, maka pada tahun 1996 lembaga pendidikan itu berhasil sampai ke taraf yang sudah lama dicita-citakan. Melalui Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi No.92/KEP/ DIKTI/1996, tanggal 3 April 1996. Lembaga pendidikan itu berhasil dikukuhkan menjadi Universitas Gunadarma (UG). Dibawah naungannya terdapat sejumlah Fakultas dari Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Teknologi Industri, Fakultas Ekonomi, dengan Program Studi yang telah dimiliki Status Disamakan sampai ke Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Psikologi, dan Fakultas Sastra yang sama sekali baru. Mereka tersebar di tujuh kampus dari Kampus A sampai Kampus G.


Pada tahun 1996, kedudukan Universitas Gunadarma cukup luar biasa. Ibarat bulan Januari dengan dewa Janus yang memiliki dua muka, satu muka menatap tahun yang lama serta muka lain menatap ke tahun yang baru, maka UG pun memiliki dua muka. Pada satu muka, UG merupakan puncak dari suatu perkembangan, dari wujud program yang bersahaja sampai ke wujud universitas yang kompleks. Pada tahun 1981, seperti halnya bulan Januari yang meninggalkan tahun yang lama untuk membuka lembaran tahun yang baru UG pun kini meninggalkan masa lalunya yang berwujud Program, Akademik, dan Sekolah Tinggi untuk memulai lembaran baru yang berwujud Universitas.


Dengan program Diploma Tiga, Strata Satu, dan Strata Dua di dalam asuhannya, Universitas Gunadarma melangkah ke masa depan dengan membentuk lebih banyak tonggak sejarah lagi. Tonggak pertama adalah pengakuan terhadap Universitas Gunadarma oleh pihak luar.


Sejak tanggal 17 November 1997, berdasarkan suatu evaluasi, Badan Akreditasi Nasional (BAN) menyatakan lima Program Studi pada Strata Satu sebagai terakreditasi. Dan pada bulan Agustus 1998, kelima Program Studi pada Strata Satu itu, yakni Akuntansi, Manajemen, Manajemen Informatika, Teknik Komputer, dan Teknik Informatika, memperoleh peringkat A pada akreditasi BAN itu. Dari kegiatan awal di bidang komputer, kini Gunadarma telah mengasuh berbagai bidang ilmu dan berbagai jenjang pendidikan.


Pada saat Gunadarma mencapai usia 19 tahun, tibalah Gunadarma di ujung abad ke-20. Sebelum meninggalkan abad ke-20, Gunadarma masih sempat mengembangkan bidang akademiknya. Mulai tanggal 25 September tahun 2000, untuk pertama kalinya, Gunadarma membuka Program Strata Tiga atau Program Doktor di bidang Ilmu Ekonomi. Demikianlah dengan program Jenjang Pendidikan Diploma (D3), Jenjang Pendidikan Sarjana (S1), Jenjang Pendidikan Magister (S2), Jenjang Pendidikan Doktor (S3), 41 laboratorium, beserta sekitar 13.000 alumni Jenjang D3, 19.000 lebih alumni jenjang S1, dan 400 lebih alumni jenjang S2, Gunadarma meninggalkan abad ke-20 dan milenium ke-2.


Pada tahun 2001, Gunadarma memasuki abad ke-21 dan milenium ke-3 dengan 26.000 lebih mahasiswa yang diasuh oleh 1.100 lebih tenaga pengajar. Di awal abad baru ini, Gunadarma merayakan ulang tahun ke-20 dan meneruskan misi pendidikannya sambil terus berusaha meningkatkan mutunya. Kesempatan pengembangan pertama di dalam abad baru ini terjadi pada tahun 2003. Sejak Januari 2003, bekerja sama dengan Universite de Bourgogne dari kota Dijon, Perancis, Gunadarma membuka lagi program pendidikan jenjang S3 di bidang Teknologi Informasi/Ilmu Komputer. Pengembangan berikutnya terjadi pada tahun 2004 ketika Gunadarma mulai meluluskan doktor di bidang Ilmu Ekonomi.


Perkembangan berikutnya terjadi pada awal tahun 2006. Pada waktu itu Gunadarma mulai meluluskan doktor di bidang Teknologi Informasi/Ilmu Komputer setelah sebelumnya mereka menempuh ujian tertutup di Dijon, Perancis, pada bulan September 2005. Gunadarma yang dimulai dari bentuk sekolah tinggi dan menanjak menjadi universitas, kini sampai ke taraf universitas penuh dengan meluluskan peserta didik dari jenjang diploma, sarjana, magister, dan doktor.